Aku Harap Ibu Mengerti

Pertama kali aku memberi tahu Ibu akan keinginanku untuk memulai belajar menulis dengan Bahasa Indonesia, reaksi pertamanya adalah, "Jangan." Ketika itu kami tengah menghabiskan waktu di salah satu kedai kopi di Bandung sembari menanti adik pulang dari acara kampusnya. Aku baru membeli buku kumpulan puisi Joko Pinurbo, Malam Ini Aku Tidur Di Matamu, di toko buku kecil sebelah.
Ia takut bahwa pelajaran baru itu akan menimbun ilmu tata bahasa asing yang telah aku rajut semenjak masa remajaku. Walaupun sejujurnya bagiku salah satu cara mudah untuk mencintai suatu bangsa adalah melalui bahasa, atau sastra. Mungkin itu juga sebenarnya mengapa aku terlampau cinta akan negara kelahiran William Shakespeare. Karena awalan bahasa dan rentetan literatur yang menawan.
Aku ingin menjawab bahwa mungkin ini sudah saatnya untukku belajar mencintai tanah airku sendiri. Aku berjanji untuk tidak melupakan apa yang pernah ada, karena layaknya seperti kisah cinta, semua itu ada untuk selamanya.
Aku harap Ibu mengerti.



4 comments :

Suci Nurani Ananda said...

kalimatnya sederhana, sarat makna namun indah :)

Yasmin Nabila said...

always like your writing Fi :)

Fiya Muiz said...

Terima kasih banyak, @suci!
Yasmin! How have you been? Hope you're well! And thank you for the kind comment :) @Yasmin

Unknown said...

Beautiful words!

Cheers,
http://cnovreica.blogspot.co.id